Wednesday, November 12, 2008

Properti 2009 Akan Alami Perlambatan

Sektor properti diperkirakan akan alami perlambatan tahun 2009 mendatang karena kenaikan suku bunga bank. Menurut Chief Business Development Executive PT Procon Indah Hendra Hartono, kenaikan suku bunga perbankan membuat proyek properti yang saat ini masih berada dalam tahap awal perencanaan atau konstruksi berpotensi untuk tertunda apabila sumber aliran dana didapat dari Bank terhambat. "Tingkat permintaan juga diprediksi akan tertahan," kata Hendra, di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (4/11).

Apabila suku bunga kredit terus berada pada level tinggi seperti ini sampai dengan tahun 2009, kelanjutan dampak dari tingginya inflasi di tahun 2008 serta pertumbuhan ekonomi diprediksikan juga akan melambat. Hal ini akan menurunkan daya beli masyarakat dan akan berimplikasi terhadap penurunan tingkat permintaan di sektor properti.

Agar dapat bertahan dalam kondisi ini, pengembang akan banyak berinovasi dalam menyusun strategi pemasaran yang tepat sehingga dapat menarik dan meyakinkan calon pembeli untuk berinvestasi di properti mereka. Sampai dengan Oktober 2008, perkantoran di daerah CBD Jakarta masih merupakan sektor properti yang paling aktif dengan pasokan kumulatif mencapai 3,81 juta meter persegi naik sekitar 5 persen dari tahun lalu. Pasokan baru sampai dengan kuartal III 2008 ini, mencapai 344.000 meter persegi, dan lebih tinggi 50 persen dari pasokan baru sepanjang 2007. Sementara tingkat penyerapan sudah mencapai 260.000 meter persegi, atau 30 persen diatas penyerapan tahunan 2007.Penyerapan ini didominasi oleh sektor keuangan dan perbankan sebesar 50 persen dari total penyerapan selama III kuartal di 2008. Transaksi sewa selama kuartal III ini masih didominasi aktifitas sewa untuk tujuan relokasi dan ekspansi. "Tingkat hunian pada tahun 2009 dan 2010 diperkirakan akan berada pada kisaran 82-83 persen," ujar Hendra.

ANI: Kompas Selasa, 4 November 2008