Secara umum terjadi peningkatan kinerja yang cukup baik pada industri tekstil Indonesia sepanjang tahun 2004. Perbaikan kinerja tersebut ditandai dengan adanya ekspansi beberapa industri yang meningkatkan kapasitas produksi secara nasional, meningkatkan jumlah produksi riil, meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan adanya pertumbuhan eksport. Secara keseluruhan peningkatan kapasitas produksi secara nasional di tahun 2004 mencapai 4%. Pada tahun 2004 kapasitas produksi secara keseluruhan dari kelima sub-sektor, yaitu: fiber, spinning, weaving/knitting, garment dan tekstil lainnya, meningkat dibandingkan tahun 2003. Kapasitas produksi pada tahun 2003 tercatat sebesar 5.79 juta ton dan pada tahun 2004 meningkat menjadi 6 juta ton. Demikian pula halnya dengan produksi riil. Produksi tekstil Indonesia pada tahun 2004 naik 4% dibandingkan dengan tahun 2003. Pada tahun 2003 produksi riil untuk sektor tekstil tercatat 4.19 juta ton dan pada tahun 2004 meningkat menjadi 4.36 juta ton. Pertumbuhan tersebut memberikan dampak cukup baik bagi penyerapan tenaga kerja secara nasional. Meskipun demikian, kecenderungan perusahaan untuk mengurangi ketergantungan terhadap jumlah tenaga kerja mengakibatkan pertumbuhan penyerapan tenaga kerja hanya 0.1%. Pertumbuhan lainnya juga terjadi dalam kinerja eksport tekstil. Peningkatan volume ekspor pada tahun 2004 mencapai 70 ribu ton atau naik sekitar 4.5% dibandingkan tahun 2003 yang mengakibatkan adanya peningkatan nilai ekspor sebesar 8.4%.
Fiber Making
Dalam sub-sektor industri pembuatan serat yang merupakan industri sub-sektor hulu dengan sifat usahanya yang padat modal dengan jumlah tenaga kerja relatif kecil, pada tahun 2004 tidak terdapat penambahan jumlah pabrik. Namun yang terjadi adalah ekspansi perusahaan sehingga menyebabkan kapasitas produksi meningkat sebesar 2.65% dibanding tahun 2003. Dibanding tahun 2003, terjadi peningkatan produksi pada sub-sektor ini sebesar 3.37%. Sedangkan untuk impor, terjadi peningkatan sebesar 0.06% dalam nilai dan 16% dalam volume.
Spinning
Sebagaimana dalam sub-sektor industri pembuatan serat, dalam sub-sektor industri pemintalan-pun pada tahun 2004 juga melakukan ekspansi yang menyebabkan peningkatan kapasitas produksi sebesar 2,65% dan peningkatan jumlah volume produksi sebesar 2,79% dibandingkan tahun 2003. Sedangkan dalam perdagangan luar negeri pada tahun 2004 terjadi peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan tahun 2003, baik dalam ekspor maupun impor. Peningkatan yang terjadi pada kegiatan ekspor adalah sebesar 21,92% untuk nilai dan pada volume sebesar 4.52%. Sementara itu pada kegiatan impor, peningkatan terjadi sebesar 24,78% untuk nilai dan 28,62% untuk volume. Weaving/Knitting
Dalam sub-sektor industri pertenunan dan perajutan, pada tahun 2004 terjadi peningkatan kapasitas produksi sebesar 3.09% dan produksi sebesar3.03% dibandingkan tahun 2003. Namun untuk nilai maupun volume ekspornya menurun, yaitu sebesar 2.52% untuk nilai dan 8.90% untuk volume. Sedangkan pada kegiatan impor, kenaikkan yang terjadi hanya dalam volume sebesar 17.29% sementara dalam nilai terjadi penurunan sebesar 5.50%.GARMENT
Garment Sub-sektor industri pakaian jadi ini merupakan sub-sektor industri hilir dengan sifat padat karya. Pada sub-sektor ini ditahun 2004 terjadi peningkatan kapasitas produksi dan produksi riil yang masing – masing sebesar 12.88% dan 12.14% dibandingkan tahun 2003. Pada tahun 2004 terjadi penurunan volume ekspor sebesar 2.84% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun karena rata – rata unit price produk garment pada tahun tersebut meningkat meningkat 13.17%, maka secara keseluruhan terjadi peningkatan nilai ekspor sebesar 9.94%. Demikian pula halnya dalam kegiatan impor. Secara volume terjadi penurunan impor sebesar 24.43%, namun secara nilai terjadi peningkatan sebesar 101.65%.
Pada tahun 2004, peningkatan kapasitas produksi dn produksi riil pada sub-sektor industri tekstil lainnya ini masing – masing adalah sebesar 12.88% dan 22.77%. Pada sector ini jika dibandingkan dengan tahun 2003, maka pada tahun 2004 terjadi penurunan ekspor sebesar 1.64%, namun untuk nilai ekspornya meningkat sebesar 8.82%.