Wednesday, November 26, 2008

Perbankan Bakal Lebih Selektif

Perbankan nasional 2009 diperkirakan lebih selektif dalam menyalurkan kredit kepada nasabah, karena melambatnya pertumbuhan ekonomi nasional, akibat tekanan krisis keuangan global makin meningkat.  

"Bank-bank di dalam negeri akan melakukan upaya ekstra ketat dalam menyalurkan kreditnya dengan sikap hati-hati agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari," kata Direktur bidang internasional PT Panin Bank Tbk, Hendra Dani Saputra kepada pers di Jakarta, Rabu (26/11).
   
Perbankan kemungkinan akan menyalurkan kredit ke Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dengan porsi yang lebih besar karena sektor tersebut lebih tahan dalam kondisi apapun. Apalagi UKM masih mempunyai peluang besar untuk digarap, katanya.

Perbankan saat ini mendapat kelonggaran terhadap giro wajib minimum yang semula sebesar 9 persen dari dana pihak ketiga turun menjadi 7,5 persen. Hal ini dilakukan Bank Indonesia (BI) untuk mendorong perbankan punya akses lebih besar dalam menyalurkan kreditnya kepada masyarakat, ucapnya.

"Apabila likuiditas perbankan ketat dan permintaan kredit nasabah menurun akan menimbulkan dampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi nasional," katanya.
   
Menurutnya, BI berusaha memberikan kelonggaran kepada perbankan agar pertumbuhan ekonomi berjalan baik namun BI saat ini masih tetap mempertahankan suku bunga acuannya (BI Rate) 9,5 persen.

Perbankan saat ini mengharapkan BI menurunkan BI Rate, sehingga mereka bisa menyesuaikan diri untuk memicu nasabah mencari kredit baru dalam upaya meningkatkan usahanya.
   
Nasabah dalam dua bulan terakhir ini cenderung menahan diri, karena suku bunga bank cenderung makin meningkat. Suku bunga kredit bank saat ini antara 15-16 persen.

Ekonomi Indonesia masih dapat tumbuh asalkan pemerintah memperkuat pasar domestik dan mengurangi impornya serta mencari pasar ekspor baru terutama di kawasan Timur Tengah. "Apabila hal ini dapat dilakukan maka ekonomi nasional akan dapat tumbuh dengan lebih baik," ucapnya.
sumber: http://www.kompas.com/